Sistem perencanaan tulangan pada dasarnya dibagi menjadi 2 macam yaitu :
- Sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok satu arah (selanjutnya disebut : pelat satu arah/ one way slab)
- Sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok dua arah (disebut pelat dua arah/two way slab)
1) Penulangan pelat satu arah
a) Konstruksi pelat satu arah.Pelat
dengan tulangan pokok satu arah ini akan dijumpai jika pelat beton
lebih dominan menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang satu
arah saja.Contoh pelat satu arah adalah pelat kantilever (luifel) dan
pelat yang ditumpu oleh 2 tumpuan.
Karena
momen lentur hanya bekerja pada 1 arah saja, yaitu searah bentang L
(lihat gambar di bawah), maka tulangan pokok juga dipasang 1 arah yang
searah bentang L tersebut. Untuk menjaga agar kedudukan tulangan pokok
(pada saat pengecoran beton) tidak berubah dari tempat semula maka
dipasang pula tulangan tambahan yang arahnya tegak lurus tulangan
pokok. Tulangan tambahan ini lazim disebut : tulangan bagi. (seperti terlihat pada gambar di bawah).
Kedudukan
tulangan pokok dan tulangan bagi selalu bersilangan tegak lurus,
tulangan pokok dipasang dekat dengan tepi luar beton, sedangkan
tulangan bagi dipasang di bagian dalamnya dan menempel pada tulangan
pokok.Tepat pada lokasi persilangan tersebut, kedua tulangan diikat kuat
dengan kawat binddraad. Fungsi tulangan bagi, selain
memperkuat kedudukan tulangan pokok, juga sebagai tulangan untuk penahan
retak beton akibat susut dan perbedaan suhu beton.
Gambar di atas adalah pelat dengan tulangan pokok 1 arah
b) Simbol gambar penulangan.Pada
pelat kantilever, karena momennya negatif, maka tulangan pokok (dan
tulangan bagi) dipasang di atas. Jika dilihat gambar penulangan Tampak depan (gambar (a)), maka tampak jelas bahwa tulangan pokok dipasang paling atas (dekat dengan tepi luar beton), sedangkan tulangan bagi menempel di bawahnya. Tetapi jika dilihat pada gambar Tampak Atas (gambar (a)),
pada garis tersebut hanya tampak tulangan horizontal dan vertikal
bersilangan, sehingga sulit dipahami tulangan mana yang seharusnya
dipasang di atas atau menempel di bawahnya. Untuk mengatasi kesulitan
ini, perlu aturan penggambaran dan simbol-simbol sbb :
a) Konstruksi pelat 2 arah.Pelat
dengan tulangan pokok 2 arah ini akan dijumpai jika pelat beton
menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang 2 arah. Contoh
pelat 2 arah adalah pelat yang ditumpu oleh 4 sisi yang saling sejajar.
Karena
momen lentur bekerja pada 2 arah, yaitu searah dengan bentang (lx)
dan bentang (ly), maka tulangan pokok juga dipasang pada 2 arah yang
saling tegak lurus(bersilangan), sehingga tidak perlu tulangan lagi.
Tetapi pada pelat di daerah tumpuan hanya bekerja momen lentur 1 arah
saja, sehingga untuk daerah tumpuan ini tetap dipasang tulangan pokok
dan bagi, seperti terlihat pada gambar dibawah. Bentang (ly) selalu
dipilih > atau = (lx), tetapi momennya Mly selalu < atau = Mlx,
sehingga tulangan arah (lx) (momen yang besar ) dipasang di dekat tepi
luar (urutan ke-1)
Simbol gambar di atas sama dengan simbol pada gambar penulangan 1 arah.
Perlu
ditegaskan : untuk pelat 2 arah, bahwa di daerah lapangan hanya ada
tulangan pokok saja (baik arah lx maupun arah ly) yang saling
bersilangan, di daerah tumpuan ada tulangan pokok dan tulangan bagi.
Sumber : http://manorians.blogspot.com/2011/06/sekilas-tentang-sistem-penulangan-pelat.html
Share
Comments
0 comments to "Sistem Penulangan Pelat"
Post a Comment